Winning the Crisis
Oleh: Heppy Tenggono
Empat faktor yang menentukan apakah kita akan menang atau kita akan terkapar menghadapi krisis.
1) Leadership
Ketahuilah bahwa semua dimulai dari sini.
Kita harus memahami bahwa krisis ini bukan aib, ini kenyataan yang harus kita hadapi, nggak usah malu, temennya banyak.
Siapkan mindset yang tepat, mindset yang tepat ukurannya adalah kesiapan mental menghadapi kenyataan dan kemampuan untuk bertindak dengan tegas.
Kunci memenangkan krisis letaknya bukan pada sumber daya yang dimiliki, tetapi pada Leadership.
Memimpin di saat semuanya baik baik saja bisa dilakukan oleh banyak orang, tetapi kepemimpinan sejati dilihat pada saat ini, di saat menghadapi krisis.
Krisis menguji kepemimpinan.
Mahatir memimpin Malaysia menjadi satu satunya negara yang paling cepat pulih dari krisis 98 justru karena menolak bantuan IMF. That is leadership.
2) Strategi dan Management
Isu paling sentral dalam melewati krisis adalah persoalan keuangan, persoalan liquiditas, persoalan cashflow.
Prioritasnya adalah bagaimana agar anda tidak kehabisan nafas, agar tetap bisa memenuhi kebutuhan minimum, agar situasi tidak berkembang menjadi chaos.
Maka yang diperlukan adalah Contingency Plan, Extra ordinary action, bukan sekedar langkah langkah normal.
Fikirkan hal itu, dan lakukan dengan cepat. Lakukan mitigasi resiko.
3) Fokus pada Peluang
Krisis terjadi karena daya beli menurun secara meluas, mengakibatkan banyak yang tidak mampu membayar utang, mengakibatkan pemasok barang tidak sanggup lepas barangnya, mengakibatkan barang menjadi langka, mengakibatkan Bank kesulitan liquiditas, mengakibatkan banyak perusahaan tutup, mengakibatkan banyak PHK, mengakibatkan daya beli turun lebih meluas lagi, demikian terus berputar dalam waktu cepat sehingga kehidupan menjadi sulit.
Namun demikian, hukum keseimbangan itu tidak saling meniadakan, tetapi memberikan keseimbangan. Ketika satu pintu tertutup maka ada pintu lain yang sedang terbuka.
4) Keyakinan
Tugas pemimpin itu inspire confident.
Anda menjadi cermin bagi orang orang yang anda pimpin. Kalau anda ragu semua orang akan lebih ragu, kalau anda ciut semua orang akan takut. Sementara tidak ada kemenangan yang terjadi dengan modal ragu dan takut.
Allah tidak membebani seseorang kecuali dia sanggup. Jadi, kalau Allah saja percaya sama kita kenapa kita tidak percaya dengan diri kita sendiri?
Semoga kita segera terlepas dari kesulitan dan mendapat hikmah dari kesulitan yang hari ini kita hadapi.
Jakarta, 29 Maret 2020
0 Komentar